Kata
orang “cowok akan bertemu dengan tulang rusuk yang salah hingga beberapa kali
hingga menemukan tulang rusuk yang sesungguhnya”. Gue sebagai cowok yang
memegang teguh norma-norma keagamaan meng-amini kalimat tersebut. Pasalnya gue
juga sedang merasakan hal yang serupa. Reni, Amel, Pita, Desta, dan yang
lainnya gue anggap sebagai tulang rusuk yang salah. Jadi gue memutuskan untuk
mencari lagi tulag rusuk yang sebenarnya.
Jujur,
sebenarnya lelah. Tiap bertemu yang gue anggap tepat, tapi nyatanya dia pacar
orang. Dia pacar orang, dia pacar orang. Asli capek. Tapi ya gimana,
mungkin ini sudah merupakan takdir Tuhan yang harus gue jalani. Khususnya di dunia percintaan.
mungkin ini sudah merupakan takdir Tuhan yang harus gue jalani. Khususnya di dunia percintaan.
Di
tengah-tengah rasa lelah ini gue coba mengingat teman-teman lama yang mungkin
saja ada yang kebetulan jomblo. Tapi setelah gue ingat-ingat ternyata percuma.
Teman-teman yang masuk list pikiran gue terbilang sudah taken semuanya.
Ada
satu teman gue yang kebetulan adik kelas dan mantan sahabat gue di masa SMK
dulu. Sebut saja dita. Gue melihat ada
yang beda dengan dita. Yaps gue melihat ada salah satu temannya yang sepertinya
jomblo. Jadi disaat dita dan pacarnya sedang ada di suatu tempat, teman
perempuannya itu selalu sendiri. Gue jadi penasaran.
“dit,
temen lu manis juga sih” chat gue yang mungkin menggangu
“hahaha
terus kenapa?” respon dita baik
“ya
gpp. Soalnya kasian ngebiarin cewek manis sendiri. Hehe” balas gue
“yaelah
bilang aja lu mau minta pinnya.” Dita peka
“wkwk
ya gitu kira-kira. Btw jomblo bukan? Males gue kalo pacar orang. Capek asli.”
Gue curhat
“bhahahah
iya dia jomblo”
Enggak
disangka setelah chat itu berakhir, dita menyisipkan sebuah pin yang gue yakin
itu adalah pin teman perempuannya. Tanpa mikir itu adalah pin pemburu hantu,
gua langsung meng-invite-nya. Dan ternyata benar. Tak lama ada pemberitahuan
“Arina menjadi kontak anda”. Gue sempat berpikir sejenak apakah benar namanya
arina? Apakah dia suka bila gue panggil ayin nantinya? Apakah dia bakal balas
chat gue yang penuh dengan kegaringan ini? Banyak hal-hal yang gue pikirkan
sebelum memulai chat dengannya.
Setelah
sekitar satu hari gue lewatkan, dia ganti dp sedang bermain monopoli. Dan
pastinya sendiri. Sejak saat itulah gue mulai berani memulai chat dengannya.
“eh
itu versi getrich terbaru ya? Donlot dimana? Minta linknya sih soalnya di
playstore gak ada. Hehe” gue mulai dengan kalimat panjang dan gak penting.
“enggak
ada itu mah, enggak bisa di donlot. wkwk” balas dia emang agak lama sih.
“Yahhhhh
pantesan main sendirian doang. Tapi kayanya di belakang layar ada dita sama
pacarnya ya. hehe” gue sotoy
“dih
kok tau? Haha. Eh ini yang kakak kelasnya dita ya?” tanya dia
“iya
lah tau, kan edita juga pasang dp. Haha enak ya main bertiga gak pake kouta.”
Gue gak jelas
“kalo
pake kuota gue gak di ajakin sama dita L”
“uhhhh
ciyan ciyan, cini cini aku kasih hotspot. Hahaha” gue sombong
“bener
nih? Otw!!!!! Hahaha” balas dia
Gue
bener-bener kaget dengan respon yang nama bbm-nya arina itu. Gue enggak nyangka
dia nyambung sama becandaan gue yang garing dan enggak jelas ini. Apakah ini
perempuan yang dirikim Tuhan selanjutnya? Gue bener-bener ngerasa seneng
akhirnya humor gua ada yang merespon. Bila dahulu erna, mungkin ini orang
pengganti erna. Gue harap.
Setelah
chat kita di putus oleh adzan maghrib dan isya, akhirnya kami sambung kembali
chat itu dengan perkenalan.
“eh
btw kenalan dong. Kata orang kan tak kenal maka tak sayang” isi chat gue.
“enggak
mau ah, aku takut sayang L” balas dia
“njir.....
yaudah gue sayangin balik. Hahaha” gue samber
“wkwk
main sayang-sayang aja bapak. Yaudah kuy kenalan” dia setuju
Akhirnya
disitu kita berkenalan. Namanya Arina. Panggilannya Arina tapi jangan di
panggil sayang. Gitu kira-kira. Dari foto-foto yang ada di instagramnya, arina
ini benar-benar perempuan manis. Dia kerja sambil kuliah. Sama percis kaya gue.
hanya saja jadwal kuliah dia lebih padat ketimbang gue. Gue kuliah seminggu
sekali, dia kuliah seminggu empat kali.
Gila bener kelas karyawan model begitu mendingan gue unjuk rasa di depan istana
negara.
Gue
akhirnya menawarkan diri untuk memanggilnya dengan nama “ayin”. Awalnya sempet
ragu sih, karena ini cukup alay. Tapi anak twitter sering menggunakan nama ayin
ketika ada nama clarin, karina, arini. Jadi ya gue termotivasi. Lalu setelah
menunggu beberapa menit akhirnya arina membalas dengan kalimat “Boleh
bangettttt... itu nama panggilan kesukaan gue”. Betapa senangnya gue saat itu.
Dalam masa perkenalan saja arina sudah merespon dengan baik. Gue jadi ingin
cepat-cepat menjadikannya sebagai pacar lalu membuat komitmen dan akhirnya menuju
ke pelaminan. Hahahaha......
Pasca
perkenalan kami yang begitu hangat itu, kami jadi sering chattan. Layaknya
seperti orang yang sedang berpacaran namun LDR. Kami terpisah karena jarak dan
waktu. Sebagai mahasiswa kelas karyawan, waktu kami untuk beremu memang
terbilang sulit. Kami hanya berharap ada tanggal merah yang banyak dan juga
cepat libur semester.
Karena
alasan itu kami sering beradu canda dan tawa hanya via chat. Kami banyak
membuat rencana. Mulai dari telponan, nonton, makan bareng, makan es krim
bareng, makan cokelat bareng, bikin donat bareng. Pokoknya kami sedang
menikmati proses yang ada. Kami benar-benar satu pikiran tentang cinta. Yaps
pacaran janganlah terburu-buru. Karena yang terburu-buru habisnya akan cepat.
Gue suka dengan pola pikir arina yang seiman dengan gue. Bahkan kita telah
membuat jargon-jargon yang tentunya biasa bagi orang lain. Seperti : Kita harus
saling percya, kita harus saling memahami, kita harus saling mengingatkan, dan
masih banyak lagi. Arina telah membuat warna yang cukup indah buat hidup gue.
Dan warna ini gue sebut saja Cinta. Gue telah jatuh cinta pada arina.
Contoh
bercandaan kami yang menurut gue seru. Tapi menurut pembaca pasti garing. Saat
itu arina izin ingin datang ke pesta ulang tahun temannya. Ya pastinya gue
bercandain.
“ayin,
berangkat jam berapa? Sama siapa? Kalo sama temen, temennya cowok apa cewek?
Kalo cowok, cari yang cewek!!!!” chat gue terlihat posesif
“saoloh
abanggggg..... Ahaha” balas arina
“bhahahah
cocok enggak yin aku jadi cowok posesif? Enggak ya? Yaudah jadi cowok humoris
aja L”
balas gue.
“haha
enggak cocok. Udah abang jadi humoris aja biar ngehibur aku terus” arina
membalas yang kali ini cepat
“yaudah
abang bakal bikin bio calon penghibur anak bangsa” gue mulai aneh
“aaaaaaaaaa
jangan. Jadi penghibur calon pendidik anak bangsa aja bang. Hahaha”
Kemudian
gue jingkrak-jingkrak
Gue juga sudah bercerita banyak tentang arina
kepada orang tua dan teman-teman. respon mereka semuanya positif. Dari yang
berkata cocok bahkan ada yang berkata “wah selamat ya andri dia bukan pacar
orang” ya begitulah. Namanya juga orang berbeda. Pasti berbeda pula respon
positif yang mereka berikan.
Masih
banyak harapan yang tertuju untuk arina. Salah satunya adalah pertemuan. Karena
dengan bertemu, gue akan jatuh cinta sejatuh-jatuhnya. Karena dengan bertemu
gue akan jatuh cinta berkali kali pada arina. Karena dengan bertemu,
rencana-renacan yang kami buat akan tercapai secara otomatis.
Mungkin
dari sisi perkenalan, sampai sini dulu. Ya gimana, gue belum bertemu dengan arina.
Jadi belum bisa mendeskripsikan bentuk fisiknya seperti apa. Tapi gue akan
selalu berdo’a semoga arinalah tempat pemberhentian terakhir gue. Dan semoga
arina adalah alasan mengapa gue tetap rajin menulis. Arina harus menjadi segala
alasan dalam hidup ini. Dan lagi semoga gue bukan hanya jadi penghibur. Tapi
jadi pelengkap buat hidup arina hingga tua nanti. Hihi Aminnn.......
Omg ndriii, ternyata lu -pernah- menganggap gua tulang rusuk lu wkwkwk
BalasHapusJangan Kepedean ya des. tolong
Hapus