Sedari
kecil, gue di ajarkan orang tua, guru, istri tetangga, mantan pacar temen dan
yang lainnya bahwa gue harus menabung bila sudah bekerja nanti. Dan kebetulan
saat ini umur gue sudah mencukupi untuk terjun di dunia industri. Dan kebetulannya
lagi gue juga sudah bekerja di salah satu perusahaan yang ada di tangerang. Ini
sebuah pencapaian besar kalo bisa di bilang. Pasalnya, masih banyak orang lain
yang seumuran gue masih sedang mencari pekerjaan.
Awalnya
gue sempat berpikir kalo udah kerja itu enak. Bisa membeli apa yang gue mau. Lalu
bisa nraktir temen yang lagi gue incer. Khayalan kadang memang tidak selalu
sesuai dengan kenyataan. Karena nyatanya, ketika gue sudah kerja, banyak
pengeluaran-pengeluaran yang enggak terduga semisal : ban motor bocor, perut
sering laper, gebetan minta di jajanin terus. Pokoknya macem-macem deh.
Dengan
pengeluaran-pengeluaran yang enggak terduga itu, gue dapat menyimpulkan kalo
gue lupa dengan pesan-pesan orang di atas untuk menabung. Apalagi dengan
kondisi status yang masih single, membuat gue terlelap dengan indahnya
menghambur-hamburkan uang. Entah itu nonton, beli buku, kulineran, pokoknya
segala hal yang enggak penting gue lakuin hingga akhirnya uang yang seharusnya
di tabung malah terbuang sia-sia. Lagipula dalam pemikiran laki-laki yang
single seperti gue, buat apasih nabung? Mau nabung buat apa? Kan sekarang semua
barang bisa di cicil.
Pemikiran-pemikiran
semacam itu terus bermunculan di otak gue hingga akhirnya menjadi tradisi. Tiap
gajian habis dengan berbagai macam cicilan barang yang ada. Alhasil lagi-lagi
gue enggak bisa menabung sedikitpun.
Sampai
akhirnya gue di sadarkan dengan salah satu perempuan yang bernama Arina. yang belum tau Arina bisa Baca Disini Arina
menyadarkan gue bahwa segala hal yang gue lakukan itu hanyalah sia-sia. Jadi sewaktu
chat dengannya, kami selalu sisipkan perihal tentang masa depan. Dan ketika
topik masa depan itu di bahas, ada pesan yang arina sampaikan. Bahkan ia tak
pernah bosan mungkin untuk menyampaikan pesan itu. “abang harus nabung”
“semangat bang kerjanya hihi”
tukas ayin via bbm
“iya yin. Semangat ini juga disuruh
lembur siap terus. Hehe” balas gue cepat
“harus siap lah abang. Kan buat biaya
nikah. Haha” balas arina
“duh ayin, mikirin bayaran kuliah
sama biaya wisuda aja abang pusing yin. Gimana biaya nikah? Huhuhuhu”
balas gue
“yahhhh abang ya makannya di mulai
dari sekarang”
Sangat
jarang ada perempuan yang bisa menyampaikan itu kepada laki-laki yang baru di
kenalnya. Biasanya perempuan akan mematok si laki-laki agar membeli rumah. Lalu
ada juga perempuan yang hanya ingin menghabiskan uang si laki-lakinya alias
matre. Bahkan Arina pernah mengirim chat seperti ini “Abang bulan depan harus nabung, enggak apa-apa jatah jajanin ayin di
kurangin. YANG PENTING ABANG HARUS NABUNG”
Membaca kalimat itu, hati gue langsung
tersentuh. Perasaan gue langsung tidak karuan. Pikiran gue langsung terbuka
menuju masa depan bersama Arina. Tapi setelah perasaan bercampur aduk, jujur
gue sangat senang Arina telah mengingatkan gue tentang menabung di masa muda. Gue
berpikir apa jadinya nanti jika arina mengajak menikah bila gue tidak mempunyai
tabungan? Masa gue harus bilang nunggu? Arina pasti lelah jika terus menunggu. Karena
nunggu gue sampai wisuda aja itu sudah terbilang jenuh. Gue peka ya yin. Hahaha.....
Setelah
semua yang arina katakan memang ada benarnya juga. Lebih baik telat daripada
tidak sama sekali. Karena Tuhan bersama orang-orang yang berusaha. Gue meyakini
itu sedari kecil. Arina sudah membuka pikiran gue secara luas. Gue jadi berniat
ingin menabung di setiap gajian. Arina telah sukses menjadi perempuan. Karena
gue menjadikannya alasan mengapa gue ingin menabung.
Apa
yang gue tulis di awal perlahan memang benar adanya. Arina akan menjadi segala
alasan di hidup gue. Alasan yang terbaru adalah Arina adalah alasan mengapa gue
menabung. Dan juga Arina adalah pencegah di saat gue khilaf, dia pasti akan
mengingatkan. Terimakasih Arina. Teruslah seperti itu agar kita bisa buktikan
bahwa laki-laki yang sukses mempunyai perempuan hebat di belakangnya. Pokoknya “Inget Ayin, Inget Nabung.” Love you. Hihi.....
Uuhhh love you too ♡ :D
BalasHapusAaaaaaaaaaa ayinnnnn 😘😘
Hapus