Senin, 05 September 2016

Inget Ayin, Inget Nabung


Sedari kecil, gue di ajarkan orang tua, guru, istri tetangga, mantan pacar temen dan yang lainnya bahwa gue harus menabung bila sudah bekerja nanti. Dan kebetulan saat ini umur gue sudah mencukupi untuk terjun di dunia industri. Dan kebetulannya lagi gue juga sudah bekerja di salah satu perusahaan yang ada di tangerang. Ini sebuah pencapaian besar kalo bisa di bilang. Pasalnya, masih banyak orang lain yang seumuran gue masih sedang mencari pekerjaan.

Awalnya gue sempat berpikir kalo udah kerja itu enak. Bisa membeli apa yang gue mau. Lalu bisa nraktir temen yang lagi gue incer. Khayalan kadang memang tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Karena nyatanya, ketika gue sudah kerja, banyak pengeluaran-pengeluaran yang enggak terduga semisal : ban motor bocor, perut sering laper, gebetan minta di jajanin terus. Pokoknya macem-macem deh.

Dengan pengeluaran-pengeluaran yang enggak terduga itu, gue dapat menyimpulkan kalo gue lupa dengan pesan-pesan orang di atas untuk menabung. Apalagi dengan kondisi status yang masih single, membuat gue terlelap dengan indahnya menghambur-hamburkan uang. Entah itu nonton, beli buku, kulineran, pokoknya segala hal yang enggak penting gue lakuin hingga akhirnya uang yang seharusnya di tabung malah terbuang sia-sia. Lagipula dalam pemikiran laki-laki yang single seperti gue, buat apasih nabung? Mau nabung buat apa? Kan sekarang semua barang bisa di cicil.

Pemikiran-pemikiran semacam itu terus bermunculan di otak gue hingga akhirnya menjadi tradisi. Tiap gajian habis dengan berbagai macam cicilan barang yang ada. Alhasil lagi-lagi gue enggak bisa menabung sedikitpun.

Sampai akhirnya gue di sadarkan dengan salah satu perempuan yang bernama Arina. yang belum tau Arina bisa Baca Disini Arina menyadarkan gue bahwa segala hal yang gue lakukan itu hanyalah sia-sia. Jadi sewaktu chat dengannya, kami selalu sisipkan perihal tentang masa depan. Dan ketika topik masa depan itu di bahas, ada pesan yang arina sampaikan. Bahkan ia tak pernah bosan mungkin untuk menyampaikan pesan itu. “abang harus nabung”

“semangat bang kerjanya hihi” tukas ayin via bbm

“iya yin. Semangat ini juga disuruh lembur siap terus. Hehe” balas gue cepat

“harus siap lah abang. Kan buat biaya nikah. Haha” balas arina

“duh ayin, mikirin bayaran kuliah sama biaya wisuda aja abang pusing yin. Gimana biaya nikah? Huhuhuhu” balas gue

“yahhhh abang ya makannya di mulai dari sekarang”

Sangat jarang ada perempuan yang bisa menyampaikan itu kepada laki-laki yang baru di kenalnya. Biasanya perempuan akan mematok si laki-laki agar membeli rumah. Lalu ada juga perempuan yang hanya ingin menghabiskan uang si laki-lakinya alias matre. Bahkan Arina pernah mengirim chat seperti ini “Abang bulan depan harus nabung, enggak apa-apa jatah jajanin ayin di kurangin. YANG PENTING ABANG HARUS NABUNG”

 Membaca kalimat itu, hati gue langsung tersentuh. Perasaan gue langsung tidak karuan. Pikiran gue langsung terbuka menuju masa depan bersama Arina. Tapi setelah perasaan bercampur aduk, jujur gue sangat senang Arina telah mengingatkan gue tentang menabung di masa muda. Gue berpikir apa jadinya nanti jika arina mengajak menikah bila gue tidak mempunyai tabungan? Masa gue harus bilang nunggu? Arina pasti lelah jika terus menunggu. Karena nunggu gue sampai wisuda aja itu sudah terbilang jenuh. Gue peka ya yin. Hahaha.....

Setelah semua yang arina katakan memang ada benarnya juga. Lebih baik telat daripada tidak sama sekali. Karena Tuhan bersama orang-orang yang berusaha. Gue meyakini itu sedari kecil. Arina sudah membuka pikiran gue secara luas. Gue jadi berniat ingin menabung di setiap gajian. Arina telah sukses menjadi perempuan. Karena gue menjadikannya alasan mengapa gue ingin menabung.

Apa yang gue tulis di awal perlahan memang benar adanya. Arina akan menjadi segala alasan di hidup gue. Alasan yang terbaru adalah Arina adalah alasan mengapa gue menabung. Dan juga Arina adalah pencegah di saat gue khilaf, dia pasti akan mengingatkan. Terimakasih Arina. Teruslah seperti itu agar kita bisa buktikan bahwa laki-laki yang sukses mempunyai perempuan hebat di belakangnya. Pokoknya “Inget Ayin, Inget Nabung.” Love you. Hihi.....

2 komentar: