Kata orang, cinta itu
harus di perjuangkan. Jangan cuma dateng terus bilang “aku jatuh hati” lalu sebulan kemudian hilang secara tiba-tiba.
Entah orang itu namanya siapa yang pasti kalimat itu membuat otak gue
memunculkan sebuah pertanyaan “kenapa sih
cinta itu harus di perjuangkan?”.
Sampai pada akhirnya gue
mengadakan sebuah survei kecil-kecilan dengan 10 orang teman gue. Salah satunya
adalah bokap gue. Beliau emang gue anggep temen sejak gue memasuki usia 16
tahun di tambah pengalamannya banyak mengenai perihal cinta ini. Jadi gue ikut
sertakan dia dalam survei ini. Enggak apa-apa ya. Dia enggak ngeribetin kok.
10 orang yang gue survei,
7 diantaranya menjawab dengan jawaban yang sama. Yaitu “karena kalo enggak di perjuangkan, si target enggak akan tahu letak
keseriusan si pengincar”. Sisanya enggak jawab dan langsung kabur ketika
gue datangi. Katanya takut di hipnotis terus dibawa main ke jauh seelah itu di
congkel matanya. Ya ampun, gue keliatan kriminal banget ya kanyaknya.
7 orang yang menjawab
lagi-lagi salah satunya adalah bokap gue. Gue makin yakin kalo bokap gue adalah
mantan pakar cinta. Jadi selagi usianya 17 tahun, dia coba bereksperimen
tentang perjuangan soekarno melawan penjajah. Lalu setelah di teliti ia terpkan
perjuangan itu kepada pacarnya. Dia enggak kalah nge-hits sama anak-anak
ibukota. Gue bangga sama soekarno.