Jumat, 14 Juli 2017

Seseorang Yang Indah (Perkenalan)

“Move On atuh ndri, masa stuck di satu cewek doang. Nanti kejantanan lu di pertanyakan sama malaikat. Hahahahaha” ejek temanku yang bernama bolu

“hahahaha sial lu. Slow aja gue udah dapet target baru” jawabku sambil merapikan kerah kemeja

Move On atau yang biasa orang sebut muf on atau orang tua biasa sebut Move On ini menurut sudut pandangku berarti pindah. Bukan pindah rumah atau pindah kontrakan. Maksudnya adalah awalnya mengagumi seseorang namun kita pindahkan rasa kagum itu ke orang lain atau kepada Sang Maha Pencipta. Weheeeeeee sok agamis ya....

Biasanya orang yang belum Move On ini di tandai dengan sering membahas mantan, nangis sendiri, suka ngemil berlebihan, dan stok tisu di rumahnya sekontener. Orang-orang seperti ini harus di berikan motivasi seperti yang bolu lakukan kepadaku dalam sebuah kalimat pembuka diatas. Motivasi itu dapat berupa ejekan, wejangan, atau sindiran. Atau kalau belum bisa Move On juga bisikin aja di kupingnya “MOVE ON WOY”.

Sebelum mendapat bisikan seperti itu dari bolu, aku bergegs Move On. Aku mengemasi kenangan pahit yang pernah terjadi di hari kemarin. Tak lupa aku juga membungkus rasa sakit hati yang telah terjadi kemarin. Bella mungkin tak tahu bahwa apa yang dia lakukan itu membuatku patah hati sekaligus galau. Namuan bukan salahnya juga, semua ini tetap pihak laki-laki yang salah karena aku tak berani mengungkapkan rasa kepadanya.

Setelah kejadian patah hati itu, aku mengingat-ngingat kakak kelas idaman lainnya yang pernah aku perhatikan di masa SMP. Waktu itu memang ada salah satu perempuan yang sempat membuat sekolahku menjadi bersemangat. Namanya Endah. Aku tahu dia dari teman-teman segengnya dulu yang selalu manggil “woy ndah, woy ndah” maka dapat aku simpulkan bahwa nama perempuan itu adalah Endah.

Dia sama seperti bella. Sama-sama seorang kakak kelas. Sama-sama cantik. Bedanya kalau bella aku tidak pernah menjumpai di sekolah, namun bila Endah, aku sering melihatnya sedang nongkrong bersama gengnya. Endah terlihat ccantik dengan senyum yang manis, badannya ideal. Tidak gendut, juga tidak kurus. Matanya yang sipit menambah ketertarikanku terhadapnya. Ini dia penampakannya

Endah yang menggunakan kerudung merah
Dulu aku sangat ingin berkenalan dengannya. Aku ingin lebih dekat berbincang dengannya. Namun semua itu hanyalah sebuah harapan. Di masa SMP aku sangat cemen sekali untuk di kategorikan sebagai seorang laki-laki. Alhasil aku hanya bisa memandanginnya dari kejauhan. Aku mungkin mengenalnya, tapi dia tak mengenalku. Sampai dengan Endah lulus, aku tetap hanya bisa melihatnya dari jauh. Bahkan untuk memberi selamat pun aku masih takut.


Setelah lulus SMP, SMK, bahkan samapai dengan aku kuliah, aku masih mengingat kejadian cemen itu. Sampai akhirnya aku coba iseng mencari akun Endah di instagram. Ada banyak nama Endah ketika aku tekan tombol search. Namun ada satu orang yang pernah aku lihat. Seperti dejavu. Ternyata benar. Ia adalah Endah yang dulu aku kagumi. Tanpa ragu aku follow akunnya. Karena dari dulu karakter dia terkesan sombong, aku coba mengirim direct message (DM) kepadanya.

“Follback kakak :)” pesan singkat itu aku kirim

“syyudah ya” 35 menit kemudian dia membalas seperti itu tentu dengan pemberithuan bahwa dia sudah memfollow akunku. Aku masih sangat yakin bahwa dia tak mengenaliku. Buktinya sudah jelas. Balasan dia singkat, padat, dan jelas.

“ini kak Endah yang alumni SMP Muhammadiyah kan?” aku coba ingin mengingatkan dia tentang masa SMP

“iya, eh kok tau? Emangnya ini siapa?” Endah membalas seolah heran

“hahahaha lu enggak bakal tau gua kak. Kalo gue sih tau lu. Ya semacam pengagum rahasia” aku coba jelaskan pada Endah

“widih ngeri. Hahahahaha” balas Endah

Dari situ komunikasi kami via DM semakin intens. Dari situ juga aku bisa mendapat WA dan pin BBM-nya. Kemudian setelah mendapatkan kontak Endah aku merasa senang. Entah kenapa seperti ada hawa segar yang berhembus di hati ini. Kakak kelas yang dulu aku kagumi kini aku bisa berkomunikasi dengannya. Kadang aku sempat protes kepada Tuhan “Tuhan, jika rasanya se-senang ini, mengapa tidak dari dulu saja Engkau menakdirkan keadaan seperti ini?”

Aku tidak ingin bernasib sama dengan apa yang terjadi pada bella. Dengan bella aku merasa tidak pantas. Bahkan untuk meminta pin BBM dan WA bella saja aku sungkan. Entahlah mungkin bella di ciptakan hanyauntuk kagumi. Berbeda dengan Endah. Endah begitu welcome terhadapku. Endah memberiku celah untuk bisa bercanda, genit, merayunya. Pokoknya aku senang dengan apa yang Endah lakukan meski dia tak pernah sekalipun merespon. Aku curiga dia masih trauma. Namun aku tidak peduli, aku nyaman berkomunikasi dengannya walau hanya lewat chat.

Rasa senang yang aku rasakan tentunya aku sembunyikan dari Endah. Aku tidak ingin Endah tahu. Namun sepertinya Endah sudah tahu dengan segala sikapku kepadanya. Tapi aku tetap menjaga jarak. Aku tidak ingin kelihatan seperti mengejar. Aku coba bersikap cuek tapi diam-diam memerhatikan. Bahkan pernah saat itu ketika Endah sibuk dengan skripsinya, ia sempat hilang di dunia maya. Statusnya tak lagi beredar, Stories di instagramnya tak lagi bermunculan. Ada apakah gerangan? Apakah sesibuk itu mengerjakan skripsi?

Karena penasaran aku coba chat dia.

“kak” chat singkat itu aku kirim kemudian ceklis. Aku tidak bisa menjelaskan perasaanku saat itu. Pooknya tidak karuan. Aku bertanya-tanya kemana hilangnya Endah. Aku sempat berpikir bahwa dia tak ada kuota, namun sepertinya Endah orang berada, masa kuota dengan harga seratus ribu ia tak mampu membelinya. Pikiran tersebut akhirnya berubah menjadi apakah Endah sudah tidak ingin berkomunikasi denganku? Semua pikiran negatif seolah menyerang otakku sampai akhirnya aku tak tahu lagi apa yang harus aku lakukan selain menunggu.

Selang satu hari atau dua hari kalau tidak salah, chatku akhirnya berubah menjadi huruf D. Perasaan lega akhirnya datang. Kemudian tak lama datanglah pesan darinya “apa”. Endah memang masih cuek. Tapi dia baik karena membiarkan aku jatuh cinta padanya. Tak mau Endah menunggu lama. Aku langsung balas chatnya dengan sebuah kata “rindu” kemudian dia hanya membalas “hahahahahahaha” ia menjelaskan bahwa skripsi membuat ia malas untuk mengaktifkan data internet. Sebenarnya aku paham maksudnya. Ia memang harus fokus kepada sidangnya kelak, ia memang harus sukses dengan sidangnya agar orang tuanya bangga. Namun penjelasannya aku bantah dengan statement “kan kalo gak pake internet jadi ketinggalan info terupdate kak” padahal maksudku adalah “kan kalo gak pake internet, aku jadi rindu kak”

Kira-kira seperti itulah aku bisa dekat dengan endah dengan menyembunyikan perasaan. Walau memang sesekali aku kadang tak tahan. Ya aku yakin Endah menganggapku orang yang tukang bercanda dan tidak pernah serius. Sebenarnya masih banyak hal-hal yang belum aku ceritakan. Daripada kepanjangan, aku ingin membuat tulisan ini menjadi tiga bagian. Anggap saja ini adalah sebuah perkenalan. Selanjutnya mungkin akan aku sisipkan konflik bersama Endah. Hahahahaha


to be continue.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar