Akhir-akhir ini Erna sering hadir di dalam mimpiku. Entahlah,
ini cobaan atau aku yang sedang rindu-rindunya. Mimpi itu seolah nyata. Aku dapat
kembali melihat senyumnya, tawanya, bahkan nyengirnya Erna terlihat jelas. Di dalam
mimpi itu Erna masih tetap baik walau kami sudah tidak lagi berada dalam ikatan
yang bErnama “pacaran”. Beberapa bulan
yang lalu pun aku di unfollow Erna. Entah apa alasannya, mungkin Erna tidak
ingin pacarnya tau bahwa aku sering memperhatikannya.
Padahal jauh sebelum itu, Erna memfollback akun instagramku
tanpa harus aku minta. Aku rasa Erna sudah melupakan kejadian putus yang 4
tahun lalu teah terjadi. Nyatanya mungkin Erna masih teringat, kenangan
bersamaku masih membekas. Erna yang menganggapku terlalu baik malah berujung
minder sendiri. Aku aneh dengan pemikiran Erna. Biar aku ceritakan kenapa aku
bisa putus dengan Erna.
Pada saat itu, hubunganku memang terbilang selalu
berguncang. Dari PDKT tepatnya. Hubungan kami selalu banyak perdebatan. Erna selalu
membahas teman-temanku, Erna selalu membandingkan dirinya sendiri dengan
mantanku, Erna selalu merasa jahat karena sikapku yang terlalu baik. Entahlah meskipun
Erna begitu, ia tetaplah first love di dalam hidup ini.
Waktu itu, aku sangat menyukainya. Ia sangat bisa
mengimbangi wawasanku bila beradu argumen. Erna bisa di bilang pintar. Hanya saja
dia malas. Dia selalu meminta solusi kepadaku untuk mengatasi rasa malasnya. Sampai
akhirnya aku sangat-sangat nyaman bila chat dan ngobrol dengannya. Menyinggung pada
paragram sebelumnya, aku pun mulai terus mencari cara meyakinkan Erna bahwa
teman-temanku ya hanya teman-teman. kemudian mantanku hanyalah sebatas mantan. Aku
terus meyakinkan Erna sampai akhirnya kami bisa membuat hubungan berpacaran.
Aku berpikir setelah pacaran Erna jadi bisamerubah mengenai
pandangannya. Nyatanya tidak. Selang seminggu usia pacaran berjalan Erna tetap
membahas apa yang sudah di bahas. Erna selalu mencari cara untuk ngambek.
“ndry kenapa sih lu
mau sama gua? Padahalkan gua aja banyak musuhnya. Termasuk temen-temen lu.”
Chat dari Erna ketika hubungan sedang baik-baik saja. Jujur Erna memang sangat
di benci oleh teman-temanku di masa SMP. Pasalnya, Erna adalah cewek yang
genit. Dari rumor yang beredar Erna pErnah kepergok sedang berpelukan dengan
pacarnya di sekolah. Karena cinta itu buta, aku tidak mempercayai hal itu. Pasalnya
aku juga tidak pErnah melihat dengan mataku sendiri. Yang aku lihat
teman-temannyalah yang suka pecicilan. Disini aku tidak membela Erna. Memang begitu
nyatanya. Aku juga kenal Erna setelah SMK kelas 3. Di masa SMP aku alah tidak
terlalu memperhatikan Erna. Karena pada saat itu aku juga sedang berpcaran
dengan salah satu teman kelasku. Yang aku tau, geng dia memang sangat
pecicilan. Tentang Erna, aku sangat-sangat buta.
“kenapa ya? Susah sih
kalo di jelasin. Intinya gua kalo deket sama lu rasanya nyaman. Gua berasa
lengkap aja gitu. Hehe” jawabku via chat.
“iya kalo deket
nyaman. Kalo jauh gimana? Khawatir kan? Gua kan orangnya genit ndry, pecicilan,
gua gak pantes buat lu? ;((“ balas Erna
“lah kenapa jadi kaya
mau putus gini sih? Baru aja pacaran seminggu” balasku
“lu balikan aja ndry
sama mantan lu. Gua gpp ;))” balas Erna
“Lah? Ya gamau. Pain. Gua
sayangnya sama lu” balasku
“kalo sayang sama gua
ikutin apa yang gua suruh ;))” balas Erna menjengkelkan
“yaudah gua mau tidur
dulu. Ngantuk. Night bebep” balasku
Kemudian Erna tidak membalas. Aku terpaksa melakukan hal itu
agar Erna bisa tenang, berpikir ulang, bahwa apa yang dia lakukan sangat
menjengkelkan. Aku tidak mungkin memarahinya. Aku paham dengan perasaan
perempuan yang sangat sensitif. Aku tidak ingin melukai hati Erna. Besoknya Erna
mengirimkan chat pagi-pagi sekali. Kalau tidak salah setelah aku solat subuh.
“ndry” chat Erna
sampai. Jujur aku senang di chat Erna. Karena biar bagaimanapun aku sangat
menyayanginya.
“iya er” balasku
singkat juga seolah mennyembunyikan rasa senang
“kangennnnnnnn. Lu jgn
balikan sama mantan ya ;((“ balasan Erna membuatku senang
“hahahaha iya enggak
idih. Kan semalem udah gua bilang gak mau” balasku sambil senyum-senyum
“huhuhuhu andryyyy gua
sayang lu ;(((“ balas Erna
“iya gua juga sayang
lu. Udah jangan sedih. Mandi sana siap-siap sekolah. Semangat sayang”
balasku alay
“hahaha iya yang. Lu kok
gak marah sih?” balas Erna
“Lah ngapain marah
sama anak kecil? Nanti juga kalo lu udah dewasa bakal paham. Hahahaha” Balasku
“baiknya pacar gua. Love
you ndry :*”
“love you too. Udah sana
mandi :*” balasku
Erna memang selucu itu. Jika hubungan sedang baik-baik saja,
ia selalu mengeluarkan jurus tersebut. Namun dengan caraku memberikan
perhatian, pengertian, pemahaman, Erna selalu meminta maaf dan menganggapku
laki-laki paling sabar dalam menghadapinya. Namun Erna salah. Aku juga manusia.
Kadang jenuh bila harus sabar, sabar, dan sabar terus. Di usia hubungan kami
yang hampir genap setahun, aku menemukan prempuan lain. Ia lebih baik dari Erna.
Pikirku, jika aku berpacaran dengan perempuan itu, aku jadi bisa tenang. Aku tidak
usah repot-repot lagi memberikan jawaban ketika Erna sedang kambuh. Sebelas bulan
menghadapi sifat Erna yang begitu, aku lama-lama lelah juga.
Akhirnya setelah berpikir panjang kali luas alas, aku ingin
mengakhiri hubungan bersama Erna. Tapi aku tidak ingin bilang terlebih dahulu,
aku menunggu pada saat sifat Erna keluar. Aku sudah hafal, setiap sebulan dua
kali, Erna selalu mengeluarkan sifat jeleknya itu. Kebetulan saat itu adalah
minggu kedua. Yaps, itu berarti Erna akan mengelurkan jurus mautnya agar
membuatku lelah.
“ndry, udalah lu
balikan aja sama mantan lu. Gua mah Cuma bikin lu capek doang ;((“ chat Erna
mulai membebani otak
“bener nih? Nanti lu
kangen lagi. Hahahaha” balasku
“enggak skrg mah. ;’)”
balas Erna singkat
“oh yaudah kalo itu
mau kamu” balasku
“;(( ;(( ;(( ;(( ;((“
balas Erna emoticon doang. Tentu ini membuatku bingung
“knp?” balasku
singkat
“kok lu bilang iya? Biasanya
enggak, biasanya nahan-nahan gue kalo mau putus. Huaaaaaaaaa ;(((“ balas Erna
kelihatan sedih
“capek er, udah mau
setahun loh. Lu gak berubah juga. Gua juga lama-lama capek. Gimana? Coba deh
kita balik posisi kita” balasku geram
“yaudah kalo andry
capek. Mungkin ini udah saatnya putus :’)” balasnya
“kan kamu yang
nyuruh-nyuruh aku balikan sama mantan terus. Aku bilang enggak, kamu maksa. Aku
bilang iya kamu sedih. Gimana??????????” balasku dengan pikiran tidak
karuan
“semoga bahagia ya :”)”
balas Erna
“Erna juga ;)))”
balasku
Kemudian chat malam itu berakhir. Jujur aku galau. Aku harus
melepaskan cinta pertamaku. Aku harus melepaskan orang yang aku sayang dan akan
di ambil oleh orang lain. Belajarku jadi tidak semangat. Bahkan teman-temanpun
merasakan bahwa aku sedang berada di titik yang kacau. Namun aku selalu
menegaskan pada teman-teman di sekolah bahwa aku “tidak apa-apa”. Tiga hari
kemudian, Erna kembali menghubungiku via chat.
“andryyyyy kangennnnnn
;(((” chat Erna mewarnai hatiku kembali
“samaaaaaaaaaaa ;((“
balasku
“bohong, kok gak
ngechat aku ;((((” balas Erna
“eh sibuk sama tugas
akhir sekolah ;((((“ balasku dengan beralasan
“yaudah good luck ya :’’’)”
balas Erna
“gak mau ketemu?” balasku
Kemudian Erna tak membalas. Tak kusangka itu adalah chat
terakhir dari Erna. Berbulan-bulan berlalu sampai akhirnya aku mendapat kabar
bahwa Erna sudah mempunyai pacar baru. sementara aku, aku masih setia dengan status
jomblo. Soal perempuan baru yang aku kenal, nyatanya ia tak seasik Erna, ia
malah lebih garing, gurih, dan krenyes. Namun tetap saja ada perasaan tenang
walau tercampur galau. Tenang karena hati ini tidak usah lelah lagi menghadapi
sifat Erna. Galau karena cinta pertamaku akhirnya telah di miliki pria lain. Sampai
saat ini aku masih enggan untuk berinteraksi dengannya walau hanya via chat. Jujur
aku selalu mempunyai rasa yang beda ketika sudah chat dengan Erna. Ada rasa
yang hadir kembali. Ah Erna aku sebenarnya rindu. Namun karena dia sudah
meng-unfollow akunku. Aku juga membalas perbuatannya. Sekarang akunnya di
gembok. Hahahaha mungkin benar, mantan hanya indah untuk di kenang, bukan di
ulang. Aku selalu tersenyum sendiri saat mengingat masa-masa indah bersama Erna.
Ada sedikit rasa ingin mengulang ke masa itu. Namun logika kembali mengalahkan
rasaku. Sudah bukan masanya. Sekarang malah lebih rumit di tambah aku dan Erna
harus bekerja sambil kuliah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar