Sekitar dua bulan yang lalu aku di follow perempuan yang lumayan cantik di dunia maya. Namanya meyra. Meyra
memfollow akun instagramku. Aku sempat merasa heran. Jarang-jarang ada perempuan
cantik yang sudi memfollow akun tidak
penting seperti punyaku. Di tambah followers
meyra tujuh kali lipat di banding followersku.
Ya memang orng cantik itu biasanya banyak followersnya.
Tapi yang aku lihat followersnya tidak seluruhnya aktif. Mungkin akun boot atau autofollow semacamnya gitulah. Aku enggak ngerti.
Awal mula melihat akunnya aku melihat dulu foto-foto yang
men-tag dirinya dari para teman-temannya. Aku kaget. ternyata ia merupakan
teman dari temanku pada saat di SMK. Putri namanya. “ini kesempatan baik” kataku dalam hati. Aku bisa menggunakan putri
sebagai alat perkenalan diriku dengan meyra. Aku tegaskan dari awal tulisan ini.
aku tidak suka dan tidak ingin memiliki meyra. Aku hanya ingin mengetahui
tentang meyra saja. karena dari foto-fotonya yang di posting di instagram menandakan bahwa meyra itu
perempuan yang genit. Itu menurut penilaianku. Di tambah lagi aku sering
melihat tahi lalat di bibirnya. Aku sangat yakin, meskipun meyra perempuan yang
genit, tapi dia asik jika di ajak berbincang.
“eh bep, punya temen
cantik kga bilang-bilang” chat-ku kepada putri. “bep” adalah memang panggilan aku kepada putri. Begitupun sebaliknya.
Karena waktu SMK aku dan putri bisa di bilang dekat. Tapi sungguh kami tidak
pernah menjalin ikatan apapun selain teman.
“hah siapa?” putri
kelihatan heran
“itu si meyra. Hahahaha”
balasku cepat
“oh yaelah bep jangan
sama dia. Dia tinggal satu perumahan sama aku cuma beda komplek. Dia mah sama
semua cowok mau. Genit orangnya” Balasan putri membuatku senyum-senyum. Ternyata
penilaianku terhadap meyra tidak meleset.
“oh wkwk. Gpp lah ya
kalo buat percobaan mah” balasku dengan senyum-senyum
“yaudah gpp kalo kamu
mau nyobain dia mah. Kamu emang enggak berubah. Sukanya sama cabe-cabean mulu”
putri kelihatan pasrah. Rasanya putri sangat mengetahui tentang meyra. tapi aku
tak ingin menanyakannya lebih dalam. Aku lebih tertarik untuk mencari taunya
sendiri.
“wkwk makasih ya
sayang udah rela gitu. Uhhhh tambah sayang” balasku agak sedikit alay
“jijik asli”
balasan putri kali ini membuatku tertawa
Setelah meminta restunya putri, aku mulai mencari moment
yang tepat untuk berkenalan dengan meyra. Pada saaat itu meyra mempost foto dirinya di instagram. Aku yang mempunyai tingkat
pede yang over ini langsung bergerak komentar di fotonya “follback sist :,)”. Sengaja aku memberi emoticon seperti itu. Kesannya agar meyra merasa iba dengan diriku
yang sudah jomblo selama 2 tahun ini. lima menit kemudian instagram memberikan
notifikasi bahwa meyra menyebut akun instgramku
dan berkomentar di fotonya “Lah bukannya
udah mas”. Aku tertawa. Menteri teknologi komunikasi juga tertawa.
Kemudian aku lanjutkan perbincangan dengan meyra lewat direct message atau anak-anak alay
bilang DM. “eh maap sist itu tadi
maksudnya gimana ya duh bingung jelasinnya” aku ketik kalimat itu dan
mengirimnkannya kepada meyra.
“iya mas gpp. Mungkin masnya
typo atau di bajak. Hahahahaah” balas meyra dengan cepat
“wkwk duh pengertian. Btw
temennya putri ya?” aku langsung to the point
“putri mana ya mas?”
meyra kelihatan bingung
“putri salju. Soalnya cantiknya
sama” Balasku
“hahahahaha kirain
putri mana” pipi meyra keliatan merah. Itu hanya perasaanku saja semoga
Kemudian aku mengirimkan foto putri pernah berfoto
bersamanya.
“oh putri itu. Iya kenal.
Kita satu perumahan mas”
Banyak pertanyaan yang aku lontarkan untuk meyra. Dari mulai
dia bekerja dimana sampai pada dia anak keberapa. Pertanyaan anak keberapa itu
penting menurutku. Karena jika dia punya kakak laki-laki akan sangat berbahaya
jika aku mendekatinya. Bisa-bisa bukannya ketemu meyra malah di ajak main PES sama kakaknya. Untunglah meyra anak
pertama. Setidaknya aku terhindar dari ajakan bermain PES. Sekedar informasi PES adalah permainan sepak bola mulai dari playstation 2 sampai sekarang hadir di playstation 4. Untuk kalian para
perempuan yang tidak menyukai game mungkin tidak akan mengerti.
Aku juga sempat pernah ingin menanyakan tahi lalat di
bibirnya. Namun rasanya tak tepat bila hal itu di tanyakan. Seolah tak ada
pertanyaaan lain saja. aku tidak ingin terlihat seperti laki-laki yang miskin
pertanyaan. Akhirnya niat itu aku urungkan.
Meyra kelihatan jujur. Tapi bukan berarti orang jujur tidak
akan berbohong. Ia jujur dalam satu situasi. Ia juga berbohong pada satu
situasi. Aku mampu merasakannya. Contohnya ia berbohong adalah pada saat ia
mengatakan bahwa ia bekerja. Aku tidak percaya sepenuhnya karena jika bekerja
pasti chatku akan di balas pada sore hari. Ini tidak. Ia terus membalas chatku
dari pagi sampai tiba siang hari. Ini aneh. Mana mungkin bekerja santai terus
setiap hari. Logikaku tidak sampai mengenai aktivitasnya.
Aku pernah mengenal Amel. Amel juga tidak seintens itu dalam
membalas chat ketika sedang bekerja. Kadang amel membiarkan chatku terlantar
karena pekerjaannya. Aku paham itu. Sedangkan meyra tidak. Malah kadang aku
yang menelantarkan chat meyra karena aku harus tidur untuk menjalani aktivitas
di malam hari. Yaitu kerja shift.
Setelah dua minggu melakukan chat dengan instens. Aku mulai mengajak meyra untuk
bertemu. Aku jenuh dengan chat-chat
meyra. Aku ingin menilainya lebih dalam. Aku ingin mengamati wajahnya. Aku ingin
menilainya dari wajah. Aku ingin menilai meyra dari bentuk komunikasi non verbalnya. Karena jika hanya chat
melulu aku sudah tau meyra seperti apa.
“mey kita kudu ketemu
nih” chatku melajur kencang pada meyra
“hah? Aku malu. Aku gak
secantik yang di foto” balas meyra
“Lah, emangnya aku
ganteng?” aku bertanya pada meyra
“tapi jgn
sekarang-sekarang. Akunya sibuk. Hehe” Balas meyra
“iya mey gpp mau kapan
nih?” aku kembali bertanya
“gak tau. Hahahaha”
balas meyra
Meyra selalu seperti itu bila di ajak bertemu. Ini semakin
menegaskan bahwa ia sudah mempunyai pacar. Tapi dia tidak mengakui pacarnya
kepadaku. Aku juga berpikiran bahwa meyra banyak melakukan hal dengan para
saudaranya. Karena yang aku kutip dari ratusan ceritanya meyra adalah ia sangat
sibuk dengan saudara-saudaranya. Ia ingin menjadi kakak yang baik. aku tidak
mengerti seluruhnya, tapi aku mengerti bahwa adiknya memang perlu figur seorang
kakak karena orang tuanya yang sibuk bekerja.
Aku juga berpikiran bahwa aku bukanlah lelaki yang pantas
untuk bertemu meyra. Aku juga sebenarnya merasa malu jika harus mengajak meyra
bertemu melulu. Akhirnya aku menyerah untuk melakukan pertemuan. Aku ingin
menunggu waktu menjawab terkait alasan meyra yang selalu menolak. Aku adalah
tipe orang yang yakin dengan waktu. Karena jika erkaca ke belakang, waktu
selalu menjawab semua kegelisahanku. Dari pacar yang seligkuh sampai pacar yang
tidak pernah mencintaiku.
Meyra sepertinya tau bahwa aku jenuh dengan chat-chat yang gitu-gitu doang. Meyra jadi
tidak pernah nge-chat duluan lagi. Aku pun demikian. Aku sibuk membaca buku dan
menulis serta mengerjakan tugas kampus yang tidak ada ujungnya. Sampai pada
suatu saat hasratku untuk pergi ke bioskop sangat menggebu. Karena jujur, pasca
putus dengan arina, hasrat nontonku menurun drastis. Aku lebih suka traveling
mengunjungi tempat-tempat wisata bersama teman-teman. Entah mengapa, yang aku
pahami jatuh cinta dan patah hati memang hal yang paling mujarab untuk merubah
diri seseorang.
Di tengah ramainya anak-anak alay menonton film Fast & Furious 8, aku malah tertarik
dengan film The Guys karya raditya
dika. Jika hanya mencari tawa aku bisa saja menonton film Stip and Pencil yang di bintangi Ernest prakasa. Hanya saja aku
tidak demikian. Yang aku senangi pada film-film karya radit adalah pesan moral
yang sampai dan mengena di hati. Akhirnya aku nonton pukul tujuh malam
sendirian. Agak miris memang. Tapi teman-temanku sibuk dengan kegiatannya
masing-masing. Ada yang masih kerja, ada yang sibuk mengerjakan tugas kuliah. Macam-macam
pokoknya. Daripada enggak nonton-nonton. Yasudahlah sendirian pun tidak
masalah. Untuk pacar atau gebetan jangan enggak perlu aku bahas disini deh ya.
Di tengah-tengah film di putar. Tiba-tiba saja ada notifikasi
dari whatsapp. Aku pikir dari group
kampus yang membahas hal enggak penting. Ternyata itu dari meyra. Aku kaget
dengan pertanyaan meyra “firman lagi di
bioskop ya?” film langsung aku abaikan. Aku langsung bergegas membalas chat dari meyra.
“iya mey. Kenapa?”
balasku
“nonton film apa? Aku di
teater 6 nonton stip pencil. Hahaha” balas meyra
Aku benar-benar terkejut sepenuhnya. Enggak ngerti kenapa
meyra bisa melihatku. “eh ini lagi nonton
film the guys di teater 4. Hahahaha kok bisa samaan gini? Balasku sambil
senyum-senyum
“iya gak tau. Aku tadi
ngeliat kamu berarti bener. Hahahaha” balas meyra
“wkwk yaudah ntar kalo
film selesai kita ketemu ya. Ceritanya tahan dulu” aku masih senyum-senyum
membalas chat meyra
“wkwk iya firman nonton
sama siapa?” tanya meyra
“sendirian. Hahaha”
balasku
Kemudian chat kami
tidak kelar-kelar. Film terbengkalai begitu saja. Aku sedikit rugi karena
melewatkan moment moment film yang seharusnya bisa aku tonton dan aku ambil
maknanya. Aku terus berpikir mengapa takdir Tuhan begitu keren? Kenapa bisa
seorang yang hanya di kenal di dunia maya bisa bertemu di bioskop yang sama? Apakah
dunia ini sempit? Apakah rencana Tuhan memang seperti ini pada Adam dan Hawa
dulu? Ah logikaku tak sampai jika terus memikirkannya. Aku bisa gila.
Seusai menonton aku dan meyra sepakat bertemu di lobby. Entah aku juga enggak tau yang
mana meyra. Lobby begitu banyak
orang. Hingga akhirnya aku membuka chat
dan melihat riwayat obrolan meyra mengatakan bahwa ia menggunakan hijab
berwarna merah. Ada banyak yang memakai hijab merah di sekitar lobby. Aku sempat bingung. Tapi akhirnya
aku menemukan orang yang memandangi handphone
terus sedari tadi. Itulah tandanya jika orang sedang menunggu. Ilmu itu aku
dapatkan dari bapak tentunya.
“hai mey” aku
menyapa meyra yang sedang senyum-senyum karena pertemuan ini tanpa di sengaja. Meyra
membawa para bocah yang katanya adalah para saudaranya. Aku jabatkan tanganku
ke tangannya. Begitupun kepada para bocahnya. Aku masih ingat saat itu meyra
benar-benar tidak menyangka bahwa aku nonton sendirian.
“nih kan mey aku
nonton sendiri” kataku dengan memandang badan sendiri
“iya. Hahaha gak
nyangka aja. Kan nonton sendiri mah kesepian bngt. Kamu hebat” kata meyra
“hahahaha biasa aja. Kan
kalo nunggu temen malah gak nonton-nonton ampe kiamat juga”
“oh iya ya. Hahahaha
tapi kan firman bisa bawa gebetan atau pacar” tukas meyra
“Lah mana punya. Kalo temen
baru banyak” jawabku
Meyra mengatakan bahwa ia melihatku masuk menuju teater. Tapi
katanya aku terlihat buru-buru. Ingin menyapa takut salah orang. Jujur aku juga
melihat meyra sedang berselfie ria dengan para saudaranya. Tapi benar yang di
katakan meyra. Aku buru-buru karena film yang hendak aku tonton sebentar lagi
mulai. Aku hanya sekilas melihat meyra dan tentunya itu membuatku ragu untuk
menyapa meyra. Jadi untuk kalian (para pembaca) jangan mengira bahwa aku
laki-laki yang sombong. Itu salah besar.
Aku dan meyra terus lebih banyak tertawa karena pertemuan
kami benar-benar tidak di sengaja dan bisa di bilang itu adalah pertemuan
pertama. Sejak pertama melihatnya fokusku pada tahi lalat di bibirnya. Aku merasa
kekuatan meyra disitu, ya di bibirnya. Dari cara ia berbicara aku menilai bahwa
tahi lalat itu adalah simbol dari kepandaian meyra dalam hal berbicara. Meyra pernah
menyindirku ketika aku sibuk memainkan hp dengan ucapan “jadi temennya hp nih bukan aku?” aku langsung salah tingkah. Meyra
selalu punya bahan pembicaraan walaupun saat itu kami baru saja saling kenal
dan baru pertama bertemu. Itulah kekuatan meyra menurutku. Sampai akhirnya
waktu menghentikan tawa kami di lobby
bioskop. Meyra sudah di telepon oleh ayahnya untuk cepat segera pulang.
“aku pulang ya firman.
Udah di telepon ayah” ucap meyra dengan berat hati aku rasa. Karena aku tau
meyra juga menikmati moment.
“iya mey gpp. Kalo kita
ketemu lagi itu berarti kamu nemenin aku nonton ya. Biar aku gak nonton sendiri
lagi” ucapku sambil tersenyum
“Hahahahaha kapan?”
tanya meyra
“awal bulan. Hahaha”
jawabku
“insya Allah firman”
meyra tersenyum
Aku tak tau maksud dari senyuman meyra itu apa. Aku menafsirkan senyuman meyra sebagai senyuman perpisahan kami. Setelah bertemu dengannya perasaanku semakin biasa saja. Aku masih enggan untuk memilikinya. Aku akui ia seru saat berbicara. Ia seru pada saat bersama. Tapi jika harus memilikinya aku berpikir dua kali. Karena rasanya meyra bukanlah perempuan yang tepat jika untuk di ajak berpetualang di dunia ini. Begitupun aku, aku bukanlah laki-laki yang tepat untuk menjadi lawan bicaranya. Meskipun begitu, aku akui takdir Tuhan sangat menarik. Aku di pertemukan dengan seorang perempuan bertahi lalat di bibir. Hahahaha.......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar