Sabtu, 22 April 2017

Perempuan Bertahi Lalat DI Bibir

Sekitar dua bulan yang lalu aku di follow perempuan yang lumayan cantik di dunia maya. Namanya meyra. Meyra memfollow akun instagramku. Aku sempat merasa heran. Jarang-jarang ada perempuan cantik yang sudi memfollow akun tidak penting seperti punyaku. Di tambah followers meyra tujuh kali lipat di banding followersku. Ya memang orng cantik itu biasanya banyak followersnya. Tapi yang aku lihat followersnya tidak seluruhnya aktif. Mungkin akun boot atau autofollow semacamnya gitulah. Aku enggak ngerti.

Awal mula melihat akunnya aku melihat dulu foto-foto yang men-tag dirinya dari para teman-temannya. Aku kaget. ternyata ia merupakan teman dari temanku pada saat di SMK. Putri namanya. “ini kesempatan baik” kataku dalam hati. Aku bisa menggunakan putri sebagai alat perkenalan diriku dengan meyra. Aku tegaskan dari awal tulisan ini. aku tidak suka dan tidak ingin memiliki meyra. Aku hanya ingin mengetahui tentang meyra saja. karena dari foto-fotonya yang di posting di instagram menandakan bahwa meyra itu perempuan yang genit. Itu menurut penilaianku. Di tambah lagi aku sering melihat tahi lalat di bibirnya. Aku sangat yakin, meskipun meyra perempuan yang genit, tapi dia asik jika di ajak berbincang.

“eh bep, punya temen cantik kga bilang-bilang” chat-ku kepada putri. “bep” adalah memang panggilan aku kepada putri. Begitupun sebaliknya. Karena waktu SMK aku dan putri bisa di bilang dekat. Tapi sungguh kami tidak pernah menjalin ikatan apapun selain teman.

“hah siapa?” putri kelihatan heran

“itu si meyra. Hahahaha” balasku cepat

“oh yaelah bep jangan sama dia. Dia tinggal satu perumahan sama aku cuma beda komplek. Dia mah sama semua cowok mau. Genit orangnya” Balasan putri membuatku senyum-senyum. Ternyata penilaianku terhadap meyra tidak meleset.

“oh wkwk. Gpp lah ya kalo buat percobaan mah” balasku dengan senyum-senyum

“yaudah gpp kalo kamu mau nyobain dia mah. Kamu emang enggak berubah. Sukanya sama cabe-cabean mulu” putri kelihatan pasrah. Rasanya putri sangat mengetahui tentang meyra. tapi aku tak ingin menanyakannya lebih dalam. Aku lebih tertarik untuk mencari taunya sendiri.

“wkwk makasih ya sayang udah rela gitu. Uhhhh tambah sayang” balasku agak sedikit alay

“jijik asli” balasan putri kali ini membuatku tertawa

Setelah meminta restunya putri, aku mulai mencari moment yang tepat untuk berkenalan dengan meyra. Pada saaat itu meyra mempost foto dirinya di instagram. Aku yang mempunyai tingkat pede yang over ini langsung bergerak komentar di fotonya “follback sist :,)”. Sengaja aku memberi emoticon seperti itu. Kesannya agar meyra merasa iba dengan diriku yang sudah jomblo selama 2 tahun ini. lima menit kemudian instagram memberikan notifikasi bahwa meyra menyebut akun instgramku dan berkomentar di fotonya “Lah bukannya udah mas”. Aku tertawa. Menteri teknologi komunikasi juga tertawa.

Kemudian aku lanjutkan perbincangan dengan meyra lewat direct message atau anak-anak alay bilang DM. “eh maap sist itu tadi maksudnya gimana ya duh bingung jelasinnya” aku ketik kalimat itu dan mengirimnkannya kepada meyra.

“iya mas gpp. Mungkin masnya typo atau di bajak. Hahahahaah” balas meyra dengan cepat

“wkwk duh pengertian. Btw temennya putri ya?” aku langsung to the point

“putri mana ya mas?” meyra kelihatan bingung

“putri salju. Soalnya cantiknya sama” Balasku

“hahahahaha kirain putri mana” pipi meyra keliatan merah. Itu hanya perasaanku saja semoga

Kemudian aku mengirimkan foto putri pernah berfoto bersamanya.

“oh putri itu. Iya kenal. Kita satu perumahan mas”

Banyak pertanyaan yang aku lontarkan untuk meyra. Dari mulai dia bekerja dimana sampai pada dia anak keberapa. Pertanyaan anak keberapa itu penting menurutku. Karena jika dia punya kakak laki-laki akan sangat berbahaya jika aku mendekatinya. Bisa-bisa bukannya ketemu meyra malah di ajak main PES sama kakaknya. Untunglah meyra anak pertama. Setidaknya aku terhindar dari ajakan bermain PES. Sekedar informasi PES adalah permainan sepak bola mulai dari playstation 2 sampai sekarang hadir di playstation 4. Untuk kalian para perempuan yang tidak menyukai game mungkin tidak akan mengerti.

Aku juga sempat pernah ingin menanyakan tahi lalat di bibirnya. Namun rasanya tak tepat bila hal itu di tanyakan. Seolah tak ada pertanyaaan lain saja. aku tidak ingin terlihat seperti laki-laki yang miskin pertanyaan. Akhirnya niat itu aku urungkan.

Meyra kelihatan jujur. Tapi bukan berarti orang jujur tidak akan berbohong. Ia jujur dalam satu situasi. Ia juga berbohong pada satu situasi. Aku mampu merasakannya. Contohnya ia berbohong adalah pada saat ia mengatakan bahwa ia bekerja. Aku tidak percaya sepenuhnya karena jika bekerja pasti chatku akan di balas pada sore hari. Ini tidak. Ia terus membalas chatku dari pagi sampai tiba siang hari. Ini aneh. Mana mungkin bekerja santai terus setiap hari. Logikaku tidak sampai mengenai aktivitasnya.

Aku pernah mengenal Amel. Amel juga tidak seintens itu dalam membalas chat ketika sedang bekerja. Kadang amel membiarkan chatku terlantar karena pekerjaannya. Aku paham itu. Sedangkan meyra tidak. Malah kadang aku yang menelantarkan chat meyra karena aku harus tidur untuk menjalani aktivitas di malam hari. Yaitu kerja shift.

Setelah dua minggu melakukan chat dengan instens. Aku mulai mengajak meyra untuk bertemu. Aku jenuh dengan chat-chat meyra. Aku ingin menilainya lebih dalam. Aku ingin mengamati wajahnya. Aku ingin menilainya dari wajah. Aku ingin menilai meyra dari bentuk komunikasi non verbalnya. Karena jika hanya chat melulu aku sudah tau meyra seperti apa.

“mey kita kudu ketemu nih” chatku melajur kencang pada meyra

“hah? Aku malu. Aku gak secantik yang di foto” balas meyra

“Lah, emangnya aku ganteng?” aku bertanya pada meyra

“tapi jgn sekarang-sekarang. Akunya sibuk. Hehe” Balas meyra

“iya mey gpp mau kapan nih?” aku kembali bertanya

“gak tau. Hahahaha” balas meyra

Meyra selalu seperti itu bila di ajak bertemu. Ini semakin menegaskan bahwa ia sudah mempunyai pacar. Tapi dia tidak mengakui pacarnya kepadaku. Aku juga berpikiran bahwa meyra banyak melakukan hal dengan para saudaranya. Karena yang aku kutip dari ratusan ceritanya meyra adalah ia sangat sibuk dengan saudara-saudaranya. Ia ingin menjadi kakak yang baik. aku tidak mengerti seluruhnya, tapi aku mengerti bahwa adiknya memang perlu figur seorang kakak karena orang tuanya yang sibuk bekerja.

Aku juga berpikiran bahwa aku bukanlah lelaki yang pantas untuk bertemu meyra. Aku juga sebenarnya merasa malu jika harus mengajak meyra bertemu melulu. Akhirnya aku menyerah untuk melakukan pertemuan. Aku ingin menunggu waktu menjawab terkait alasan meyra yang selalu menolak. Aku adalah tipe orang yang yakin dengan waktu. Karena jika erkaca ke belakang, waktu selalu menjawab semua kegelisahanku. Dari pacar yang seligkuh sampai pacar yang tidak pernah mencintaiku.

Meyra sepertinya tau bahwa aku jenuh dengan chat-chat yang gitu-gitu doang. Meyra jadi tidak pernah nge-chat duluan lagi. Aku pun demikian. Aku sibuk membaca buku dan menulis serta mengerjakan tugas kampus yang tidak ada ujungnya. Sampai pada suatu saat hasratku untuk pergi ke bioskop sangat menggebu. Karena jujur, pasca putus dengan arina, hasrat nontonku menurun drastis. Aku lebih suka traveling mengunjungi tempat-tempat wisata bersama teman-teman. Entah mengapa, yang aku pahami jatuh cinta dan patah hati memang hal yang paling mujarab untuk merubah diri seseorang.

Di tengah ramainya anak-anak alay menonton film Fast & Furious 8, aku malah tertarik dengan film The Guys karya raditya dika. Jika hanya mencari tawa aku bisa saja menonton film Stip and Pencil yang di bintangi Ernest prakasa. Hanya saja aku tidak demikian. Yang aku senangi pada film-film karya radit adalah pesan moral yang sampai dan mengena di hati. Akhirnya aku nonton pukul tujuh malam sendirian. Agak miris memang. Tapi teman-temanku sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang masih kerja, ada yang sibuk mengerjakan tugas kuliah. Macam-macam pokoknya. Daripada enggak nonton-nonton. Yasudahlah sendirian pun tidak masalah. Untuk pacar atau gebetan jangan enggak perlu aku bahas disini deh ya.

Di tengah-tengah film di putar. Tiba-tiba saja ada notifikasi dari whatsapp. Aku pikir dari group kampus yang membahas hal enggak penting. Ternyata itu dari meyra. Aku kaget dengan pertanyaan meyra “firman lagi di bioskop ya?” film langsung aku abaikan. Aku langsung bergegas membalas chat dari meyra.

“iya mey. Kenapa?” balasku

“nonton film apa? Aku di teater 6 nonton stip pencil. Hahaha” balas meyra

Aku benar-benar terkejut sepenuhnya. Enggak ngerti kenapa meyra bisa melihatku. “eh ini lagi nonton film the guys di teater 4. Hahahaha kok bisa samaan gini? Balasku sambil senyum-senyum

“iya gak tau. Aku tadi ngeliat kamu berarti bener. Hahahaha” balas meyra

“wkwk yaudah ntar kalo film selesai kita ketemu ya. Ceritanya tahan dulu” aku masih senyum-senyum membalas chat meyra

“wkwk iya firman nonton sama siapa?” tanya meyra

“sendirian. Hahaha” balasku

Kemudian chat kami tidak kelar-kelar. Film terbengkalai begitu saja. Aku sedikit rugi karena melewatkan moment moment film yang seharusnya bisa aku tonton dan aku ambil maknanya. Aku terus berpikir mengapa takdir Tuhan begitu keren? Kenapa bisa seorang yang hanya di kenal di dunia maya bisa bertemu di bioskop yang sama? Apakah dunia ini sempit? Apakah rencana Tuhan memang seperti ini pada Adam dan Hawa dulu? Ah logikaku tak sampai jika terus memikirkannya. Aku bisa gila.

Seusai menonton aku dan meyra sepakat bertemu di lobby. Entah aku juga enggak tau yang mana meyra. Lobby begitu banyak orang. Hingga akhirnya aku membuka chat dan melihat riwayat obrolan meyra mengatakan bahwa ia menggunakan hijab berwarna merah. Ada banyak yang memakai hijab merah di sekitar lobby. Aku sempat bingung. Tapi akhirnya aku menemukan orang yang memandangi handphone terus sedari tadi. Itulah tandanya jika orang sedang menunggu. Ilmu itu aku dapatkan dari bapak tentunya.

“hai mey” aku menyapa meyra yang sedang senyum-senyum karena pertemuan ini tanpa di sengaja. Meyra membawa para bocah yang katanya adalah para saudaranya. Aku jabatkan tanganku ke tangannya. Begitupun kepada para bocahnya. Aku masih ingat saat itu meyra benar-benar tidak menyangka bahwa aku nonton sendirian.

“nih kan mey aku nonton sendiri” kataku dengan memandang badan sendiri

“iya. Hahaha gak nyangka aja. Kan nonton sendiri mah kesepian bngt. Kamu hebat” kata meyra

“hahahaha biasa aja. Kan kalo nunggu temen malah gak nonton-nonton ampe kiamat juga”

“oh iya ya. Hahahaha tapi kan firman bisa bawa gebetan atau pacar” tukas meyra

“Lah mana punya. Kalo temen baru banyak” jawabku

Meyra mengatakan bahwa ia melihatku masuk menuju teater. Tapi katanya aku terlihat buru-buru. Ingin menyapa takut salah orang. Jujur aku juga melihat meyra sedang berselfie ria dengan para saudaranya. Tapi benar yang di katakan meyra. Aku buru-buru karena film yang hendak aku tonton sebentar lagi mulai. Aku hanya sekilas melihat meyra dan tentunya itu membuatku ragu untuk menyapa meyra. Jadi untuk kalian (para pembaca) jangan mengira bahwa aku laki-laki yang sombong. Itu salah besar.

Aku dan meyra terus lebih banyak tertawa karena pertemuan kami benar-benar tidak di sengaja dan bisa di bilang itu adalah pertemuan pertama. Sejak pertama melihatnya fokusku pada tahi lalat di bibirnya. Aku merasa kekuatan meyra disitu, ya di bibirnya. Dari cara ia berbicara aku menilai bahwa tahi lalat itu adalah simbol dari kepandaian meyra dalam hal berbicara. Meyra pernah menyindirku ketika aku sibuk memainkan hp dengan ucapan “jadi temennya hp nih bukan aku?” aku langsung salah tingkah. Meyra selalu punya bahan pembicaraan walaupun saat itu kami baru saja saling kenal dan baru pertama bertemu. Itulah kekuatan meyra menurutku. Sampai akhirnya waktu menghentikan tawa kami di lobby bioskop. Meyra sudah di telepon oleh ayahnya untuk cepat segera pulang.

“aku pulang ya firman. Udah di telepon ayah” ucap meyra dengan berat hati aku rasa. Karena aku tau meyra juga menikmati moment.

“iya mey gpp. Kalo kita ketemu lagi itu berarti kamu nemenin aku nonton ya. Biar aku gak nonton sendiri lagi” ucapku sambil tersenyum

“Hahahahaha kapan?” tanya meyra

“awal bulan. Hahaha” jawabku

“insya Allah firman” meyra tersenyum

Aku tak tau maksud dari senyuman meyra itu apa. Aku menafsirkan senyuman meyra sebagai senyuman perpisahan kami. Setelah bertemu dengannya perasaanku semakin biasa saja. Aku masih enggan untuk memilikinya. Aku akui ia seru saat berbicara. Ia seru pada saat bersama. Tapi jika harus memilikinya aku berpikir dua kali. Karena rasanya meyra bukanlah perempuan yang tepat jika untuk di ajak berpetualang di dunia ini. Begitupun aku, aku bukanlah laki-laki yang tepat untuk menjadi lawan bicaranya. Meskipun begitu, aku akui takdir Tuhan sangat menarik. Aku di pertemukan dengan seorang perempuan bertahi lalat di bibir. Hahahaha.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar