Beberapa
hari yang lalu gue menyempatkan diri buat nonton film “Ada Apa Dengan Cinta 2”
atau bisa di sebut AADC2. Lagi-lagi Tuhan menakdirkan sesuatu yang baik kepada
gue. Gue enggak nonton sendiri. Gue nonton dengan perempuan yang tentu saja
bukan Amel. Karena gue enggak mau ngajak orang yang enggak pasti. Hhhhhh
Setelah
nonton film itu. Gue jadi mendadak baper. Gila alurnya ngena banget. Gue
menulis ini bukan bermaksud spoiler kepada para pembaca. Karena jujur aja film
AADC2 ini mengingatkan gue pada seorang perempuan yang tentu saja saat ini
sudah menjadi mantan. Cerita ini bukan fiktif. Tapi harap di maklumi bila ada
kesamaan alur. Tapi endingnya beda kok. Beneran deh. Baca sampe abis ya!!!!
Saat
itu kita satu sekolah. Masa dimana alay sedang meraja lela. Yaps masa putih
biru. Sebut saja Ayu. Dari namanya saja kita semua sudah tahu bahwa Ayu ini orang
jawa. Dalam kamus besar bahasa jawa di jelaskan bahwa kata “ayu” memiliki arti
“cantik”. Tentu saja ini adalah alasan kenapa Ayu yang gue kenal terlihat
cantik pada saat itu.
Selain
satu sekolah. Kami juga satu kelas dari kelas 1 sampai kelas 3. Tapi kepolosan
gue lagi-lagi menjadi penghadang untuk gue mengenal ayu pada saat kelas 1. Gue
sama sekali enggak peduli dengan perempuan yang ada di kelas. Yang penting gue
bisa main dan bercanda dengan anak laki-laki. Jadi gue enggak pernah tahu kalo
Ayu memang ada di kelas gue.
Gue
mulai mencuri pandang dengan Ayu pada saat kami memasuki tahun kedua di sekolah
itu. Awalnya gue meneliti tentang sikap dan sifat dia. Setelah itu, gue juga
memerhatikan tentang kerudungnya. Gue mau melihat dia cocoknya pake kerudung kayak
gimana. Lalu gue mulai menikmati senyumnya. Ah gue rasa gue mulai jatuh cinta.
Tapi gue selalu menentang rasa ini karena takut kecewa. Gue takut ketika gue
mengungkapkan rasa ini ayu mengatakan “sorry
ndri, anak gue udah 2” gue sangat terpukul bila kalimat itu benar-benar di
ucapkan oleh gadis SMP.
Sekolah
pun jadi semangat karena di setiap harinya gue bisa menikmati tawa dan
senyumnya. Walau gue belum sempat bertegur sapa dengannya, setidaknya melihat
senyum gadis pujaan hati adalah suatu semangat terdiri buat gue. Sampai pada
akhirnya senyum ayu hilang karena banyak anak laki-laki yang jail kepadanya.
Gue sebagai anak SMP culun dan enggak pernah marah cuma bisa ngedumel dalem
hati. Ayu pun demikian. Dia tak bisa menghindari dan melawan. Kampret banget
gue cemburu. Huhuhu!!!!
Ada
pepatah lama mengatakan “sepandai-pandai
orang menyembunyikan bangkai, akhirnya tercium juga” yaps akhirnya gue
ketahuan kalo gue menyumbunyikan rasa gue terhadap ayu. Sebut saja Tejo. Dia
adalah teman sebangku gue. Badannya yang besar terkadang menghalangi gue untuk
memandang ayu. Gue pikir dia anak yang pendiam. Karena pernah suatu hari gue
memeluknya erat tapi dia diem aja. Ternyata setiap hari dia melihat gue sedang
curi-curi pandang dengan ayu.
“kayanya dia cocok ndri sama lu?”
bisik dia di sela-sela pelajaran
“eh, cocok apaan ini? Kaya iklan
mixagrip aja lu jo” gue membalas bisikannya.
“aelah, gue tau kali lu tiap hari
merhatiin siapa?” tejo tersenyum sambil mengangkat-angkat
alisnya.
“sok tau lu jo, jo”
gue tetap ingin kelihatan santai.
“ayu kan? Udahlah lu enggak usah malu
sama gue” tejo tertawa kecil.
“eng... h-hah? S-siapa jo? Ayu? Haha
ngarang aja lu kaya Tugas bahasa indonesia” Gue mulai gugup
“gue umumin depan kelas nih ya kalo
lu masih enggak mau ngaku?” ancam tejo.
“e-eh jangan dong. Oke jo oke lu
bener. Gue naksir sama Ayu” gue keringetan
“hahahahaha”
tejo tertawa
“TEJOOOOO, JANGAN BERCANDA AJA.
PERHATIIN SAYA.” Bentak sang guru
Gue
cuma tertawa kecil dengan perasaan yang tidak tenang karena takut tejo
membongkar aib gue. Bisa di cie-ciein satu sekolah kalo sampe mulut tejo jadi
ember yang bocor.
Pasca
kejadian itu gue mulai berenti secara pelan-pelan untuk memandangi ayu. Di
tambah tejo yang sering membully gue. Gue bener-bener malu. Sampai pada suatu
hari ayu mengampiri gue.
“eh nama lu M.soleh ya?”
tukas ayu di tengah keramaian
“lah.... prediksi macam apa sih itu?”
gue agak kesel.
“ihhh serius, soalnya dia enggak
pernah bayar uang kas nih”
Anjrittt........
tampang gue emang selalu wanted buat perempuan. Kebetulan memang ayulah yang
bertindak sebagai bendahara kelas.
“gue andry yu. Kalo enggak percaya lu
liat nih kartu pelajar gue.” Gue mulai emosi
“Alah bisa aja itu fotocopy-an”
ayu tertawa dengan cantik.
Gue
enggak bisa melupakan kejadian itu. Kejadian dimana gue bisa berbincang dengan
ayu. Kejadian dimana gue bisa melihat ayu tertawa dengan dekat. Dari kejadian
itu pula ayu meminta akun facebook
dan nomor telepon gue. Sebagai anak alay pada umumnya, gue jadi sering chattan.
Dari yang tadinya panggilan gue elu, abang eneng, sampai aku kamu. Selain chattan gue juga hampir tiap malam
smsan, bahkan tidak jarang gue teleponan dengan ayu. Karena pada tahun itu
harga kuota internet masih murah, sms dan telepon banyak banget gratisnya. Gue
sebagai bocah yang cerdas tidak ingin membuang-buang kesempatan untuk
memanfaatkan provider. Hehe....
Kedekatan
gue dan ayu tentu saja sudah bisa di rasakan juga oleh tejo. Tejo coba menggali
informasi sejauh mana gue dekat dengan ayu. Namun tentu saja gue rahasiakan
dengan sebaik mungkin. Gue belum siap kalo harus di cie-ciein satu sekolah. Bisa
mandi keringet gue. Sampai pada akhirnya tejo coba mengetes gue dengan coba
menggoda ayu lewat facebook. Dia sengaja
memanggil ayu dengan sebutan eneng. Parah banget tejo benar-benar membuat hati
gue terbakar oleh api cemburu. Tidak mau sampai hati gue kebakaran, akhirnya
gue memutuskan untuk melabrak tejo. Oke maaf kata apa ya yang lebih halus dari melabrak?
Pokoknya gue menghubungi tejo dengan terkesan marah. Hahahah......
“jo lu apa-apaan manggil-manggil
eneng di facebook? Motocopy aja enggak kreatif”
isi sms gue pada tejo.
“hahaha....... terus harus gue
panggil sayang gitu? Oke proses bro” balas tejo
“woyyyy!!!!!!!”
gue mulai kesal
“wkwk, akhirnya ketahuan juga lo. Udah
jadian ya? PJ bisa kali. Jajanan kantin belum abis tuh”
ejek tejo kepada gue.
Smsnya
tidak gue balas. Gue kebingungan harus membalas apa. Esok harinya gue kembali
bertemu tejo di kelas. Dan hari itu tejo berbeda. Dia lebih sering
senyum-senyum bila melihat gue. Gue jadi agak merinding juga sih takut tejo
jadi homo gitu. Tapi di balik senyum-senyumnya itu dia masih coba ingin tahu
tentang gue dan ayu. Gue akhirnya menceritakan soal kedekatan gue. Karena memang
gue hanya baru sekedar dekat belum jadian.
Setelah
9 bulan gue melakukan pendekatan. Akhirnya gue resmi jadian di tanggal 1
Muharam. Karena gue lupa tanggal masehinya. Gue memilih tanggal 1 muharam
karena pada tanggal itu adalah hijrahnya Nabi
Muhammad SAW dari mekkah ke madinah. Gue tentu saja ingin mengikuti beliau
dengan cara hijrah dari status jomblo menuju status relationship. Saat itu gue memang tidak mengungkapkan rasa lewat
tatapan mata yang panjang dan di akhiri dengan pelukan. Gue mengungkapkan rasa
gue hanya via telepon. Kira-kira pukul 10 malam. Ya karena hanya di jam itu gue
mendapat gratis telepon ke sesama operator. Hehe...
Memang
terbilang cukup lama gue di masa PDKT. Karena menurut @WowFakta di twitternya, saat itu ayu sedang menjalin hubungan
dengan orang lain. Dan sejak saat itu gue mengcap diri sendiri sebagai orang
tersabar di seluruh antera dunia. Gue sering mendapat curhatan tentang pacarnya.
Gue sering juga di lupakan bila ayu sedang baik-baik dengan pacarnya. semacam
dalam kondisi betadine zone gitu ya, gue hanya menjadi obat saat ia terluka
saja. Begitu luka itu kering, gue di simpan di lemari es. Ah sudahlah tidak
usah gue jelaskan rasanya seperti apa. Yang pasti
maknyoussssssssssss...............
Dan
berita gue dan ayu sudah jadian menyebar begitu cepat. Satu sekolah sekarang
tahu bila ayu adalah pacar gue. Bukan karena tejo. Bukan juga karena gue dan
ayu terkenal. Ini semua karena gue sering kepergok satpam sekolah sedang
berduaan di dalam kelas. Enggak, gue enggak berduaan gitu aja. Ada laptop, buku
pelajaran, bangku dan meja yang menemani gue juga. Kalian aja yang mikirnya
ngeres. Huuuuuuuuu....
“ku tak mengerti cinta, indahnya
hanya di awal ku rasa” Lirik lagu geisha ini benar-benar
membuat gue nangguk-ngangguk. Hubungan gue dan ayu hanya indah pada saat 1
hingga 3 bulan saja. Selebihnya kita sering bertengkar. Padahal menurut gue
masalahnya sepele. Ayu jadi jarang memberi kabar. Membalas sms seperlunya. Gue akhirnya
sadar kami sudah mulai membuat jarak secara perlahan.
“kamu tuh ya, ihh kapan sih enggak
nyebelin?”
“aku salah apa? Perasaan hampir tiap
hari kamu bilang aku nyebelin?” gue bingung
“pikir sendiri lah. Aku cape tau ndri”
Ayu
selalu begitu. Menjudge gue tanpa memberi penjelasan agar gue bisa
memperbaikinya.
Di
sela-sela konflik yang sangat hebat. Gue sadar apa yang harus gue lakukan. Kebetulan
saat itu adalah bulan kelahiran ayu. Gue coba untuk membelikannya sebuah kado
agar ayu mengerti betapa sayangnya gue terhadapnya. Gue membeli kado hasil
menabung selama 2 bulan lamanya. Sampai-sampai gue harus rela dalam hari-hari
tentu enggak jajan di sekolah demi Ayu. Yaps gue puasa. Haha....
Sebelum
uang itu di pakai untuk membeli kado, gue juga sempat memakai uang itu untuk
mengajak ayu nonton sebuah film drama yang berjudul “purple love”. itu adalah pertama kalinya gue nonton bioskop
bersama pacar. Apalagi ceritanya yang drama abis gue berharap ayu tersugesti
dan ngambeknya sembuh. Namun nyatanya gue salah.
“itu tadi film apaan sih? Enggak ada
hantunya. Bete.....” tukas ayu pasca nonton
“lah kalo mau film horror kenapa
enggak bilang?” gue agak kesel
“yaudah sih biasa. Lagian kamu tuh
enggak pernah peka” ayu sinis
Kemudian
gue pulang dengan keadaan kacau.
Dengan
mencoba melupakan hal yang terjadi tempo hari yang lalu, Gue membungkus kado
seminggu sebelum hari ulang tahunnya. Gue juga mempersiapkan surat cinta untuk
ayu baca bahwa gue sangat menyayanginya. Alay banget kan? Ya namannya juga
bocah SMP bro. Lalu gue coba membahas-bahas hari ultahnya agar ia lupa dengan
ngambeknya.
“eh seminggu lagi kamu ultah nih. Mau
kado apa?” isi sms gue untuk membuka percakapan.
“enggak usah ah. Kasian kamu
repot-repot gitu” balas ayu
“gpp kok. Lagian kan kamu juga ngasih
kado buat aku waktu 3 bulan yang lalu” gue coba mengungkit.
Kebetulan
itu adalah hadiah pertama gue dari seorang pacar. Ayu sengaja pulang dengan
selambat-lambatnya agar kado itu sampai kepada gue. Ayu pernah bilang jika ia
menyukai pria yang memakai topi. Yaps kadonya adalah topi. Gue rasa harganya
agak mahal karena begitu nyaman di kepala gue. Sayangnya gue tidak pernah
kelihatan ganteng dan keren ketika memakai topi. Dari situlah ayu kecewa dan
memberikan gue kado kedua yang isinya adalah gelang couple. Ayu benar-benar
membuat gue klepek-klepek pada saat itu.
“enggak usah di ungkit-ungkit deh. Nanti
kesannya aku enggak ikhlas. Ihh nyebelin” ayu lagi-lagi
marah
“oke maaf bep. Enggak ada maksud
begitu kok” balas gue.
“ohhhhh”
ayu benar-benar kelihatan badmood
Hari
dimana yang tidak pernah gue lupakan akhirnya tiba. 1 hari sebelum hari
kelahirannya gue di putusin tanpa penjelasan yang masuk akal.
“kita kayanya temenan aja deh ndry. Soalnya
aku udah enggak mau lagi punya cowok” isi pesan dari ayu lewat
facebook
“hah? Kamu enggak mau punya cowok
lagi? Terus suami kamu nanti siapa? Dorce?” tentu saja itu
gue simpan sebagai draft saja.
Gue
sudah berusaha menolak untuk keputusan ayu yang gue anggep salah itu. Soalnya gue
belum sempat memberikan kado hadiah ulang tahun untuknya. Gue sengaja tidak
memberi tahu ayu soal kado itu. Karena gue ingin membuat kejutan di tempat yang
tentunya indah pula. Tapi ayu tetap bulat dengan keputusannya. Gue langsung
terkapar lemas di kamar. Gue marah dalam hati. Untuk apa gue nabung untuknya? Untuk
apa uangnya gue belikan kado untuknya? Untuk apa gue membuat surat puitis
untuknya? Gue benar-benar dalam keadaan menyesal.
Gue
benar-benar enggak tau harus memberi kado ini untuk siapa. Gue akhirnya
meneteskan air mata pertama kalinya untuk seorang perempuan yang awalnya gue
anggap baik, namun berakhir dengan kejahatan yang luar biasa. Dia perempuan
pertama yang tidak menghargai usaha gue. 1 jam berlalu akhirnya gue putuskan
untuk membakar semuanya yang telah gue beli. Orang tua gue sampai memarahi
karena tindakan gue yang enggak normal. Tapi itu kali pertama gue hancur
sehancur-hancurnya. Gue enggak tahu lagi harus berbuat apa dengan segala barang
yang gue beli.
Gue
membenci Ayu
2
tahun pasca kejadian itu. Ayu datang kembali ke kehidupan gue. Sama seperti
Rangga yang hadir kembali di kehidupan cinta. Kali ini ayu dengan pacar barunya
dan gue masih dalam kondisi sayang dengannya. Gue enggak pernah berharap
melihat wajahnya lagi. Gue juga enggak pernah berharap ayu menjelaskan
semuanya. Gue betul-betul merasakan sakit yang di rasakan cinta ketika rangga
datang untuk memberi penjelasan. Menurut gue untuk apa datang bila harus
memberi luka? padahal luka yang kemarin juga belum sepenuhnya sembuh. Ayu dan
rangga benar-benar sosok manusia yang tidak menghargai rasa orang lain. Film AADC
memang juara untuk ingatan gue. Otak gue kembali merekam kejadian pahit di masa
lalu. Di akhir film AADC di ceritakan cinta akhirnya balikan dengan rangga. Tapi
dunia film dengan kenyataan sangatlah berbeda jauh. Gue memang belum sepenuhnya
move on. Tapi gue tetap tidak bisa memaafkan ayu. Gue masih memebencinya hingga
saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar