Rabu, 04 November 2015

Ada Takdir Dibalik Niat

"Sayang kayanya kita jodoh deh"

"Mudah-mudahan ya sayang. Kita sama-sama berdo'a aja"

"Kamu punya alasan gak buat ninggalin aku?"

"Enggak sayang, aku cuma punya alasan kalo aku telat dateng ke sekolah"

"Yeeeee malah bercanda"

Kemudian gue pergi dengan senyum palsu pada mereka.

Ya benar, kajadian itu tepat di sebuah taman disekitar kota. Kebetulan waktu itu gue bete dirumah. Ya daripada nungguin kapan tugas deadline mendingan gue jalan-jalan ke taman. Kan lumayan dapet sebuah wawasan dan tentunya pemandangan yg bikin muka gue kusut. Siapa lagi kalau bukan pasangan yang sedang bermesraan. Hmmmmmm.........


Udah hampir 2 tahun gue putus dengan erna. Tentu saja 2 tahun bukan umur yang sebentar. Tapi rasa kasih dan sayang erna masih membekas hingga saat ini. Sebetulnya pasca putus dengan erna gue udah deket sama beberapa perempuan. Tapi nothing, semua perempuan yang deket sama gue belum bisa menggantikan kenyamanan yang erna buat. Dengan status jomblo yg melekat ini pastinya gue gerah bila melihat adegan-adegan mesra sebuah pasangan. Rasanya pengen ada di tengah-tengah mereka terus mereka kipasin dan nyuapin buah-buahan. Ah gue malah berfantasy di dunia dongeng.
Terlepas dari banyaknya pasangan yang sedang bermesraan, Taman ini tergolong taman yang indah menurut gue. Rumputnya hijau, banyak tempat untuk berselfie ria, pepohonannya pun beragam. Terutama pohon bringin yg menurut kebanyakan orang angker, disini cocok untuk bersemedi selama beberapa abad untuk meningkatkan ilmu kanuragan. Halah

Cukup bercandanya. Kembali ke perbincangan diatas mengenai jodoh. Gue paham lah mereka mungkin berniat untuk menghabiskan waktu bersama sampai akhir hayat. Mereka ingin pergi ke jenjang hubungan yang paling sakral. Yaitu pernikahan. Tapi melihat pakaian kedua pasangan itu. Gue menganggap mereka belum sepantasnya berbicara seperti itu kepada pasangannya. Menurut gue, Seragam putih abu-abu belum tepat membicarakan jodoh dan sejenisnya. Mereka harusnya fokus belajar, ngerjain PR, bolos pada saat pelajaran guru killer, dan sebagainya.

Jodoh memang telah di tetapkan oleh Sang Maha Kuasa pada saat ruh di tiupkan kedalam jasad sang bayi. Tapi siapa yang tahu jodohnya siapa, siapa yang tahu jodohnya datang pada saat umur berapa. Contohnya ada istilah perawan tua, bujangan lapuk. Itu tandanya banyak yang menemukan jodoh di usia yang tak lagi muda. Gue gak bisa mengambil salah satu contohnya. Tapi istilah itu udah sering terdengar di kuping gue.

Niat secara bahasa adalah sengaja. Niat menurut gue adalah sesuatu yg dilakukan secara sengaja. (Sama aja yak) Ya gue ambil contoh. Gue pernah dengan sengaja nempelin upil ke tangan cewe. Setelah itu si cewe ngejar² gue. Eh ada celetukan temen gue seperti ini "gilaaaaaa niat banget lu ndri saking pengennya dikejar-kejar cewek". Kemudian gue di caci maki sama si cewe yang gue tempelin upil tadi, dan akhirnya cerita gue tamat. Endingnya menyedihkan syekaliiiiiiiiiii

Sedangkan takdir menurut wikipedia adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi di alam raya ini yang meliputi semua sisi kejadiannya baik itu mengenai kadar atau ukurannya, tempatnya maupun waktunya. Tapi takdir menurut gue adalah novel kehidupan yg penulisnya adalah Tuhan. Contoh sederhananya gini, misal ada anak pinter di kelas yang pengen jadi juara. Tapi anak pinter itu gak juara di kelas, juaranya di olimpiade. Yahhhh namanya juga takdir. Kan udah di atur Tuhan :) Manusia cuma punya rencana, tapi tetep Tuhan yg menentukan. Intinya seperti itulah ya.

Kembali ke topik masalah

Semua masyarakat sepakat bahwa Jodoh pasti identik dengan ikatan pernikahan. Tapi apakah pernikahan itu mudah? Jangan jauh-jauh ke biaya, mendingan pikirin masalah waktu. Ketika masih sekolah, waktu yg perlu kita habiskan adalah 12 tahun, S1 4 tahun. Total 16 tahun. Sedangkan pacaran 1 tahun aja hubungan udah anyep, hampir basi, dimakan udah beda rasanya.

So terkesan lucu sih kalau ada pasangan anak sekolah gitu udah menyangkut pautkan hubungan labilnya ke jodoh. Yakin pasangan kamu setia? Yakin masalah di depan bisa dihadepin semua? Yakin orang tua setuju? Yakin dia gak pindah agama?

Komitmen pacaran yang dibuat 1 bulan pertama memang bekerja dengan baik. Tapi lihat efek samping ketika memasuki usia pacaran 10 sampai 12 bulan. Komitmen itu berubah menjadi transparan, pura-pura lupa, pudar ~ Rossa.mp3



Saran gue sih ya mendingan pacaran jalanin aja, jodoh atau enggak gak usah saling berkomitmen terlalu tinggi. Intinya saling mengenal satu sama lain. Soalnya tuh pasangan yang gue pergokin di taman kayanya putus pas masa pacaran setahun kurang deh. Pasangan itu udah gak pernah mengunjungi taman itu lagi. Gua bukannya sok tau atau gimana ya. Gue emang tau kok. Maklumin aja kutipan yang gue ambil itu adalah perbincangan gua dan erna 2 tahun lalu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar