Pagi ini pagi yang damai tapi tidak untuk hubungan gue dan
erna. Hubungan kami sedang di ganjal oleh sebuah konflik. Namun erna tetap prepare untuk berangkat sekolah,
sedangkan gue masih hanyut terbawa derasnya air yang melingkar. Entah laut apa
ini? Laut ini asing buat gue. Gue
berpikir gue akan meninggal secepat ini dan ternyata setelah gue membuka mata
itu semua hanyalah mimpi. Syukurlah gue batal dimakamkan. Hehehehe!!
Setelah gue bangun, gue memutuskan untuk langsung melihat
handphone berharap ada ucapan selamat pagi dari sang kekasih. Namun ternyata
harapan gue sirna karena handphone gue hanya berisi sms dari operator. Gue
cukup terpukul dengan melihat handphone gue yang miris itu. Dalam pikiran gue
mungkin erna masih ingin melanjutkan pertengkaran karena semalam gue tinggal
main PES. Hehehe
Karena tak ada sms dari erna, akhirnya gue mengambil langkah
untuk sms.
“selamat pagi sayang :*, nice day ya. Semangat terus
sekolahnya. Aku sayang kamu <3”
Tak lama berselang handphone gue bergetar. Pasti erna pikir
gue. Dan ternyata benar erna membalasa sms gue dengan singkat, padat, namun tak
cukup jelas maksudnya.
“ L
“ itu balasan erna.
Ternyata benar khayalan gue, erna masih ingin melanjutkan
peperangan antara kaum kafir dan kaum muslimin. Halahh.... hati erna mungkin
masih belum plong. Namun gue malas membahas soal semalam. Gue udah terbiasa dengan pertengkaran-pertengkaran seperti itu jd gue lebih memilih diam daripada
harus membalas dengan kata-kata yang akan menyakiti hatinya.
Tak lama adzan berkumandang. Sebagai umat islam yang taat
akan perintah agama, gue berlari ke masjid untuk menukar sendal. Namun sayang
sungguh sayang, tak ada sendal yang memenuhi kriteria untuk ditukar. Alhasil
gue pergi mengambil wudhu dan melaksanakan solat. Hohoho
“Langit mendung, gue memakai sarung, bahkan sudah terdengar
kicauan burung. Disini aku terkurung mendung.”
Tanda-tanda hujan sudah terlihat siang ini. Selesai solat
gue coba sms erna yang isi smsnya adalah mengajak bertemu untuk berdiri dan
berpeluk dalam diam di bawah rintik hujan. Tak disangka erna masih mengungkit
pertengkaran. Erna masih bersikap dingin. Lebih dingin dari es. Gue tetap pergi
ke tempat dimana gue dan erna biasa bertemu. Gue juga terus merayu erna supaya
datang ke tempat ini. Namun kembali erna mengatakan tak bisa karena erna
kebetulan sedang main dirumah temannya yang gue sendiri gak tau.
“Main sama temen, main ke tempat temen bisa. Sedangkan
ketemu aku gak bisa.”
“lha, bukannya kita lagi berantem?”
“emang kita lagi berantem, tapi apasalhnya kita selesaikan
lewat pertemuan?”
“aku gak bisa”
Begitu percakapan gue dan erna lewat sms.
Gue gak peduli dia
bisa atau engga. Gue tetap menunggunya disini berharap dia memberi kejutan
dengan datang secara tiba-tiba. Lima menit, sepuluh menit, setengah jam erna
masih tak terlihat. Satu jam, 2 jam telah gue lewati dengan berdiam diri disini
namun tetap saja tak ada tanda-tanda erna akan datang. Hujan turun membasahi
tempat ini. Gue pulang dengan tertunduk lemas karena kecewa dan kedinginan. Ya
harusnya gue dan erna ada disini......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar